Sunday 20 November 2011

Story of Group 1: Goes to Panti Wredha Budi Dharma

















Hari-hari Bersama AMSA 1

AMSA...!! Friendship, Action, Science! :D
Pengalaman bersama kelompok 1 dimulai ketika kami semua yang mendaftar AMSA dikumpulkan di depan Grha Wiyata pada hari Jumat, 14 Oktober 2011 pukul 17.00 setelah mengikuti wawancara. Nama kami dipanggil satu persatu dan bertemulah kami di kelompok 1. Kami bertemu dengan wajah-wajah baru yang sebenarnya tidak asing. Tidak asing karna  wajah-wajah ini adalah wajah dari teman satu fakultas tahun ajaran 2011. Kami mulai berkenalan satu-persatu. Masih banyak senyum saling malu-malu. Tapi kami tetap berusaha untuk seramah mungkin satu dengan yang lain, walaupun sore semakin gelap, dan kami sedikit gugup dengan tugas yang akan diembankan kepada kami: membuat acara di sebuah panti. Saat itu kami belum diberitahu di panti mana kami ditempatkan, dan baru akan diberitahu pada hari Senin. Pada saat itu kami juga berkenalan dengan kakak pemandu kelompok 1, yaitu Mas David dan Mas Domi. Untuk memudahkan komunikasi, kami pun saling bertukar nomor HP dan pin BB.
Pada hari Minggu sore, kami berkumpul kembali untuk mengadakan rapat perdana di Taman Medika. Namun sayangnya, tidak banyak orang dari kelompok kami yang datang, kurang lebih sekitar setengah dari jumlah kami yang seharusnya. Saat itu kami hanya bisa merancang kasar acara yang akan kami buat, karena kami belum mengetahui panti apa yang akan kami datangi. Kami pun kemudian menyusun rancangan-rancangan acara yang akan kami lakukan apabila kami ditempatkan di panti asuhan, rumah singgah, atau panti wredha, semacam membuat plan A dan plan B.  Setelah rancangan kasar selesai kami buat, kami memutuskan untuk menyudahi rapat dan merencanakan rapat lagi yang diharapkan akan lebih ramai, dan juga setelah kami mengetahui di panti mana kami ditempatkan, yaitu pada hari Selasa, pukul 18.00 bertempat di BSR.
Pada hari Selasa sore, kami berkumpul kembali untuk membicarakan kegiatan bakti sosial yang ternyata akan kami laksanakan di Panti Wredha Budi Dharma. Kami mengadakan rapat di BSR pukul 18.00. Namun sayangnya, kami belum bisa rapat lengkap, masih banyak anggota dari kelompok kami yang tidak hadir, saat itu yang hadir kurang lebih hanya separuh dari jumlah anggota seluruhnya. Padahal, anggota kelompok kami bertambah, dari yang awalnya hanya 11 orang menjadi 17 orang. Ditemani Mas Domi dan Mas David, kami pun membuat rancangan acara untuk Panti Wredha Budi Dharma. Pada awalnya, kami membagi tugas, ada yang mencari lokasi Panti Wredha Budi Dharma di internet, merancang acara yang akan dilakukan, bagaimana cara mencari dana dalam waktu sesempit itu, dan merancang perlengkapan dan transportasi yang akan digunakan untuk melaksanakan acara. Pada akhirnya, kami menemukan bahwa Panti Wredha Budi Dharma beralamat di Umbulharjo, dan kami membagi tugas lagi untuk menentukan siapa yang akan survey ke Panti Wredha tersebut. Selain itu, kami juga sudah menentukan acara apa yang akan kami buat, namun masih akan dibahas lagi dalam rapat berikutnya.
Rapat ketiga diadakan pada hari Rabu pukul 12.00-13.00 di depan lift lantai 1 gedung Grha Wiyata. Pada rapat ketiga ini pun, anggota yang hadir masih juga kurang lengkap. Ternyata, ada 3 orang dari kelompok kami yang mengundurkan diri, akhirnya kelompok kami tinggal berjumlah 14 orang. Pada rapat ini, kami sudah tahu dimana letak Panti Wredha Budi Dharma dari teman kami yang sudah melakukan survey. Kami sudah tahu berapa kisaran umur para lansia disana, situasi tempat, dan jarak dari FK ke Panti Wredha Budi Dharma. Dalam rapat ini pun kami masih mendiskusikan bagaimana jalannya acara agar sesuai dengan apa yang kami harapkan, bagaimana kendaraan yang akan dipakai untuk ke Panti Wredha, bagaimana konsumsi yang baik untuk para lansia di panti, dan apa saja yang kami perlukan untuk melaksanakan acara. Dan yang paling penting adalah pada saat itu kami sama sekali belum mendapatkan dana untuk melaksanakan baksos. Maka saat itu juga kami langsung memutuskan untuk mencari dana melalui amplop sumbangan yang diedarkan pada saat lecture dan mengamen di BSR, dan kami menargetkan untuk mendapatkan uang minimal Rp 250.000,00.
Kami mengadakan rapat keempat di depan lift lantai 1 gedung Grha Wiyata pada hari Kamis pukul 12.00-13.00. Pada hari itu, kami sudah berhasil mengumpulkan dana sebesar kurang lebih Rp 480.000,00 yang diperoleh dari sumbangan yang diedarkan di lecture I, di program Pendidikan Dokter Internasional, dan Gizi Kesehatan. Luar biasa, ternyata dana yang berhasil kami kumpulkan jauh melebihi target yang ingin kami capai. Pada rapat ini, kami memantapkan acara apa saja yang ingin kami laksanakan, konsumsi apa yang baik untuk para lansia di panti wredha, dan bagaimana transportasi kami untuk pergi ke sana. Dalam rapat keempat ini pun, anggota yang hadir tidak seluruhnya. Masih banyak anggota yang belum bisa hadir karena berbagai macam keperluan. Walaupun tidak lengkap, kami masih tetap semangat untuk merancang kegiatan bakti sosial ini.
Rapat terakhir. Kami mengadakan rapat terakhir kami pada hari Jumat, 21 Oktober 2011. Seperti biasa, kami berkumpul di depan lift lantai 1 gedung Grha Wiyata. Pada rapat terakhir ini, anggota kelompok kami bisa hadir semua, jadi kami semakin lebih mantap untuk mempersiapkan kegiatan bakti sosial kami di panti wredha. Kami sepakat untuk mengadakan games, memberikan edukasi, mengajak para lansia untuk bernyanyi, dan berbagi cerita. Games yang ingin kami adakan adalah games suap-suapan pisang antar para lansia dan games tari balon. Kami juga ingin memberikan edukasi berupa cara mencuci tangan dengan baik dan benar. Kami juga ingin menghibur para lansia disana dengan mengajak mereka bernyanyi dan berbagi cerita. Setelah semua rencana kegiatan disepakati, kami membagi tugas satu sama lain. Ada yang bertugas untuk membeli perlengkapan, ada yang bertugas untuk mengkonfirmasi kembali pengelola panti, dan yang lain bertugas sebagai penanggung jawab pada acara besoknya. Setelah semua selesai dibahas, kami pun pulang dengan harapan di dalam hati kami masing-masing.
Hari Sabtu, 22 Oktober 2011, sebenarnya kami semua sudah berjanji untuk berkumpul pada pukul 06.00. Namun sayang, karena kebiasaan orang Indonesia yaitu ngaret, jadilah kami semua baru berkumpul pada pukul 07.30. Kami lalu mengecek perlengkapan yang dibutuhkan, kemudian kami berangkat. Ternyata ada barang yang ketinggalan, akhirnya dua teman kami harus terlambat sampai di panti. Saat kami semua sampai di panti, ternyata kakek-neneknya sudah menunggu sedari tadi. Kami pun langsung membagi tugas, ada yang ikut senam, ada yang membereskan ruang untuk acara, dan ada yang menyiapkan konsumsi. Saat mengikuti senam, kami sungguh terharu melihat kakek-nenek yang sudah renta namun masih bersemangat untuk senam. Ada beberapa dari mereka yang sudah tidak kuat menggerakkan anggota badannya, namun ada pula yang masih segar bugar walaupun sudah berumur. Setelah mengikuti senam, kami berkumpul di aula untuk melaksanakan acara inti. Pada awalnya, kami berpikir tidak susah untuk mengumpulkan kakek-nenek di aula, namun ternyata, hal itu terasa sangat sulit. Kakek-nenek disana rata-rata harus dibantu untuk berjalan, walaupun sebenarnya cukup banyak yang masih kuat untuk berjalan sendiri. Selain itu, banyak pula dari mereka yang sakit, sehingga mereka tidak bisa mengikuti kegiatan yang kami laksanakan. Melihat mereka sulit berjalan, kami jadi berpikir tentang games tari balon kami, tentu mereka akan sulit untuk menggerakkan anggota badan mereka. Maka dari itu, kami membatalkan games tarian balon dari susunan acara, dan langsung memulai acara dengan perkenalan. Kami berkenalan satu persatu, dan kakek-nenek disana tampak sangat antusias dengan kedatangan kami cucu-cucunya, mereka tampak berusaha menghafalkan nama kami. Setelah perkenalan, kami langsung memulai acara dengan sesi edukasi, yaitu cara mencuci tangan dengan baik dan benar. Kami pun menjelaskan dan memperagakan bagaimana cara mencuci tangan dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang telah kami pelajari. Kami menjelaskan secara perlahan dan mengulanginya sebanyak 2 kali agar mereka benar-benar mengerti apa yang kami maksud. Setelah kami selesai menjelaskan, kami pun memberi kesempatan kepada mereka untuk berani memperagakan dan menjelaskan apa yang sudah kami terangkan tadi. Ternyata, ada kakek-nenek yang berani maju ke depan dan memperagakannya persis dengan apa yang sudah kami jelaskan. Disitu kami merasa sangat bahagia, karena apa yang kami sampaikan bisa diterima dengan baik oleh mereka. Kami tak lupa memberi hadiah pada kakek-nenek yang mau dan berani memperagakan cara mencuci tangan yang baik dan benar.
Setelah sesi edukasi, kami langsung melaksanakan acara berikutnya, yaitu bermain games suap-suapan pisang. Dalam games ini banyak juga kakek-nenek yang antusias untuk mengikuti. Mereka saling berpasang-pasangan dan berhadap-hadapan satu sama lain, kemudian salah seorang dari mereka yang berperan sebagai penyuap ditutup matanya. Games ini bertujuan untuk melatih kesabaran, kehati-hatian, dan ketepatan. Pada akhirnya, semua senang bermain games dan kami pun memberikan hadiah kepada pemenang games ini. Setelah games ini selesai, kami lalu membagikan konsumsi berupa buah-buahan yang sudah kami siapkan tadi. Sesi selanjutnya adalah menyanyikan lagu-lagu lama. Kami mempersilakan kakek-nenek yang ingin menyanyi untuk maju ke depan. Ternyata, cukup banyak pula kakek-nenek yang antusias dan tidak malu untuk menyanyi di depan, membawakan lagu-lagu lama. Kami cukup terhibur dengan lagu-lagu yang dibawakan oleh kakek-nenek, karena kami bahagia bisa mengajak mereka semua bersenang-senang. Setelah sesi menyanyi selesai, kami pun beranjak ke sesi terakhir, yaitu sharing. Dalam sesi ini, kami juga mempersilakan kakek-nenek yang ingin bercerita apapun untuk maju dan menceritakannya di depan. Di sesi ini pun cukup banyak pula kakek-nenek yang antusias untuk bercerita. Di sesi sharing ini, ada kisah sedih, seperti ada seorang nenek yang ditinggal pergi oleh suaminya karena sang nenek terserang stroke, dan sang nenek harus berjuang sendiri bersama anak semata wayangnya hingga akhirnya sang nenek sampai di Panti Wredha Budi Dharma. Ada pula kisah seorang kakek yang dahulu adalah seorang pelawak. Sang kakek menceritakan bagaimana awalnya dia bergabung dalam sebuah grup lawak, namun kemudian keluar karena sebuah masalah. Pada akhirnya, sang kakek membuat grup lawak sendiri yang pada masa itu cukup terkenal. Kakek tersebut juga memberikan kami kenang-kenangan berupa gambar grup lawaknya pada masa itu.
Sesi sharing selesai. Kami masih memiliki banyak hadiah untuk kakek-nenek disana. Maka, kami pun melontarkan berbagai pertanyaan seputar sejarah. Kami pun senang karena kakek-nenek disana banyak yang mau menjawab pertanyaan yang kami ajukan. Setelah itu, kami pun mengakhiri acara kami karena ruangan akan dipakai untuk kegiatan lain. Tak lupa kami mengambil gambar dengan kakek-nenek disana, dan kami juga memberikan donasi kepada Panti Wredha Budi Dharma. Lalu kami pun berkeliling panti untuk membagi-bagikan konsumsi yang masih tersisa. Saat membagikan konsumsi itu, kami melihat kakek-nenek yang terisolasi, yang tidak bisa melakukan kegiatan sendiri, dan butuh perlakuan khusus. Kami sungguh tersentuh, dan kami hanya bisa tersenyum kepada mereka. Setelah konsumsi habis dibagikan, kami pun berkemas dan bersiap untuk berkumpul kembali mengevaluasi apa yang sudah kami lakukan tadi.
Kami cukup puas dengan apa yang sudah kami lakukan. Kami sudah berhasil mengajak kakek-nenek disana untuk mencuci tangan dengan baik dan benar, berbagi cerita bersama, dan bersenang-senang bersama. Kami berhasil membuat mereka semua terlihat sangat gembira dengan kedatangan kami. Namun, kami juga merasa masih kurang. Kami masih kurang persiapan dan pengaturan waktu kami masih buruk, karena pada saat itu ada games yang harus kami batalkan. Padahal seharusnya, semua acara yang sudah dirancang bisa dilaksanakan dengan baik. Namun secara keseluruhan, kami menilai kerjasama kami sudah baik, kami sudah kompak, dan kami sudah bisa membaur satu sama lain. Nilai-nilai yang ingin kami sampaikan dalam acara ini adalah yang pertama, nilai edukasi, yakni berupa cara mencuci tangan dengan baik dan benar yang sudah kami jelaskan. Kedua, kami ingin menyampaikan nilai kebersamaan, melalui games, menyanyi bersama, dan sharing yang sudah kami laksanakan. Ketiga, nilai kekeluargaan. Kami hadir disana ingin menghibur kakek-nenek yang mungkin merasa kesepian, dan kami ingin memberitahu mereka bahwa masih ada kami yang bisa mereka anggap sebagai keluarga. Sebenarnya masih banyak nilai-nilai yang ingin kami tanamkan melalui acara bakti sosial yang sudah kami laksanakan. Kami berharap, semoga acara ini tidak berhenti sampai disini saja, namun semoga kami masih memiliki kesempatan untuk berbagi keceriaan dengan orang-orang yang membutuhkan. Melalui acara ini pula, kami juga berharap semoga kami bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih dewasa, dan lebih berkembang.
Akhir kata, kami juga mengucapkan terima kasih untuk pemandu kami, Mas Domi dan Mas David. Terima kasih sudah membantu kami melaksanakan bakti sosial ini, selalu mendampingi kami di setiap rapat, memberi kami banyak kritik dan saran yang sungguh membangun, membantu kami mencari solusi yang terbaik saat kami menemukan masalah, dan untuk semua yang sudah Mas Domi dan Mas David berikan kepada kami. Kami mohon maaf untuk segala bentuk kesalahan kami, baik perkataan maupun perbuatan yang tidak berkenan di hati. Thanks a lot! J
AMSA...!! Friendship, Action, Science! :D

No comments:

Post a Comment