Sunday 20 November 2011

Story of Group 8: Goes to Panti Wredha Abiyoso




KUNJUNGAN KE PANTI WREDA ABIYOSO
            Pada hari Sabtu, 22 Oktober 2011, kami pergi mengunjungi salah satu panti wreda atau panti jompo yang ada di daerah Yogyakarta, yaitu Panti Wreda Abiyoso yang terletak di daerah Kaliurang. Pukul 07.30 kami berkumpul di Taman Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, lalu kami berangkat pada pukul 08.30. Kami sampai di sana kira-kira pukul 10.00. Lalu kami bertemu dengan perwakilan dari kepengurusan Panti Wreda Abiyoso dan diberi banyak informasi mengenai tempat tersebut. Pelayanan yang diberikan oleh Panti Wreda Abiyoso ternyata tidak hanya untuk mereka yang tinggal di panti ini, melainkan kepada seluruh lansia yang ada di sekitar daerah panti. Ada program daycare, diperuntukkan bagi lansia yang masih sanggup untuk bekerja dan masih memiliki keluarga atau tempat tinggal, mereka dapat mengikuti rangkaian acara yang diadakan oleh panti ini. Lalu ada program homecare, diperuntukkan bagi lansia yang sudah bedrest atau tidak bisa bergerak terlalu banyak lagi namun masih mempunyai keluarga yang mau mengurusnya. Panti ini akan mengirimkan sembako serta dokter untuk kesehatan jasmani dan jiwanya sebanyak 2 kali selama sebulan. Ada lagi program menginap sementara, diperuntukkan bagi lansia yang ditinggal oleh keluarganya untuk beberapa waktu. Lansia dapat dititipkan di panti ini, lalu apabila urusan keluarganya sudah selesai, maka lansia boleh diambil kembali. Lansia yang dirawat di panti ini pun ada yang membayar dan ada juga yang tidak membayar. Perbedaan antara yang membayar dan tidak membayar hanya terletak pada lansia yang membayar akan memperoleh seorang pengawas, yang akan mencucikan baju, alat makan, serta membantu lansia untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Sedangkan bagi mereka yang tidak membayar, mereka tidak memperoleh pengawas.

            Pertama-tama kami diajak berkeliling untuk melihat tempat tinggal para lansia sekaligus menyapa mereka. Satu hal yang ditegaskan oleh perwakilan dari kepengurusan panti ini adalah apabila kita menyapa satu lansia, hendaknya seluruh lansia juga ikut disapa, karena tingkat kecemburuan seorang lansia tinggi. Menurut kami, tempat tinggal mereka sangat layak, cukup rapi dan juga bersih. Tak sedikit dari para lansia yang langsung mengajak kami mengobrol dan mereka langsung menceritakan pengalaman hidup mereka setelah kita sapa. Mereka bercerita dengan semangat yang tinggi, sangat menggebu-gebu dan sangat emosional. Tak jarang mereka sampai meneteskan air mata. Hal yang paling membuat mereka sedih adalah ketidakberadaan keluarga sehingga mereka kekurangan perhatian. Kata salah satu pengurus panti wreda ini, tak jarang dari para lansia ini berpura-pura sakit hanya demi mendapatkan perhatian.

            Salah satu cerita yang cukup menarik adalah dari seorang pria berumur 72 tahun yang terkena post-power syndrome. Setelah kami menyapa beliau, beliau tak segan-segan langsung menceritakan kisah hidupnya. Dulu dia merupakan general manager dari perusahaan YMCA yang hidupnya sejahtera. Suatu saat dia terkena tipu oleh anak buahnya sehingga jatuh bangkrut dan miskin. Setelah kejadian ini, seolah-olah semua yang ada di hidupnya pergi meninggalkannya, dari keluarga, teman, hingga kekasihnya. Namun imannya kepada Yesus lah yang menyelamatkannya. Ia juga mengajarkan kita untuk selalu berdoa dan memberitakan hal-hal baik kepada orang lain. Walaupun sudah tua, beliau dengan semangat mengamalkan ajaran agamanya dan tekun berdoa.

            Setelah mengelilingi tempat tinggal mereka, kami dibagi menjadi 3 grup lalu kami berpencar untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah (tensi) dan mengobrol serta mengenal lansia lebih dalam lagi. Tentu saja dan tidak heran, percakapan yang kami lakukan dengan lansia didominasi oleh para lansia. Mereka sangat senang bercerita tentang hidup mereka dan sangat senang apabila ada yang mendengarkan dan menanggapi. Menghibur para lansia tentunya merupakan hal yang terpuji karena membuat mereka bahagia “seolah-olah” menambah hidup mereka selama 1 hari. Tak lupa di akhir kegiatan ini, kami berpesan kepada para lansia untuk selalu menjaga kesehatan, menahan emosi dan selalu ingat untuk makan agar selalu mempunyai tenaga.

            Kunjungan ke panti wreda dan menyimak kisah-kisah para lansia mengajarkan kita untuk lebih bersyukur atas keluarga yang masih kita punyai hingga detik ini, dari ayah, ibu, kakak dan juga adik. Dengan adanya keluarga, kita mempunyai tempat untuk berkeluh kesah, untuk mendapatkan sebuah perhatian, untuk dicintai dan mencintai. Selain itu, kita juga lebih menghargai dan menghormati para lansia. Karena merekalah kita bisa ada di dunia ini, bisa menghirup udara yang segar, bisa menikmati pemandangan yang indah yang ada di dunia ini. Dan bukan generasi tua-lah yang harus berubah dan beradaptasi dengan dunia generasi muda, namun kita sebagai generasi muda yang harus menghargai, menghormati dan menyesuaikan diri dengan kehidupan generasi tua agar tercipta suatu lingkungan yang harmonis dan penuh rasa toleransi. 

1 comment:

  1. terima kasih sudah mengunjungi PSTW Abiyoso. Salam dari kakek dan nenek di PSTW yang selalu merindukan anak cucunya seperti Anda-anda di PSTW, dan berdoa semoga Anda sukses selalu.

    ReplyDelete